Seorang laki-laki yg tidak sependapat dengan seorang murabbinya lalu ia datang bertemu dengan murabbinya serta mengeluarkan kecaman dan kata-kata kasar dan kesat meluahkan kebenciannya kepada murabbinya.
Murabbinya hanya mendiamkan diri, mendengarkannya dengan sabar, tenang dan tidak berkata apa pun.
Setelah lelaki tersebut berlalu, murid yg melihat peristiwa itu segera bertanya :
"Mengapa tuanguru mendiamkan sahaja tanpa membalas makian dan kejian lelaki itu?"
"Mengapa tuanguru mendiamkan sahaja tanpa membalas makian dan kejian lelaki itu?"
Bening seketika, beberapa saat kemudian, Murabbi itu mula bertanya kepada murid nya: “Jika ada seseorang memberikan kepada kamu sesuatu, tapi kamu tidak mahu menerimanya, lalu menjadi milik siapa kah pemberian itu ?”
"Tentu saja menjadi milik si pemberi”, jawab muridnya.*
"Begitu pula dengan kata-kata kasar itu”, tukas murabbinya dengan lembut.
“Kerana aku tidak mahu menerima kata-kata makian dan kejian itu, lantas aku mendiamkan diri dari menjawabnya, maka kata-kata tadi akan kembali menjadi miliknya. Dia harus menyimpannya sendiri. Tidakkah dia wajib mengerti dan menyedari, suatu hari nanti dia harus menanggung akibatnya di dunia atau pun akhirat, karena sikap buruk dan negatif yg muncul dari pikirannya, perasaannya, perkataannya, dan segala perbuatannya hanya akan membuahkan penderitaan hidup yang akan di kembali keatas dirinya pula, manakala kita? berbahagialah dengan pahala yang di beri percuma oleh yang maha pemurah dek kesabaran yang kita miliki!!”.
Demikianlah hati.. berbahagialah dan damailah saat mereka mengejimu...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan