Islam Is Great

Islam Information for all muslim in world. As a muslim we must share a knowledge to all

Jumaat, 16 November 2018

DETIK-DETIK KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

6:29:00 PG 0
DETIK-DETIK KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW


Telah disebutkan bahwa sesungguhnya pada bulan ke sembilan kehamilan Sayyidah Aminah (Rabi'ul-Awwal) saat hari-hari kelahiran Nabi Muhammad saw sudah semakin dekat, Allah swt semakin melimpahkan bermacam anugerah-Nya kepada Sayyidah Aminah mulai tanggal 1 hingga malam tanggal 12 Rabiul-Awwal malam kelahiran Al-Musthafa Muhammad saw. 

Pada Malam Pertama (ke 1) : 

Allah swt melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa sehingga Sayyidah Aminah merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. 

Pada malam ke 2 : 

Datang seruan berita gembira kepada ibunda Nabi Muhammad saw yang menyatakan dirinya akan mendapati anugerah yang luar biasa dari Allah swt. 

Pada malam ke 3 :

Datang seruan memanggil : 
“Wahai Aminah … sudah dekat saat engkau melahirkan Nabi yang agung dan mulia, Muhammad Rasulullah saw yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah swt.” 

Pada malam ke 4 : 

Sayyidah Aminah mendengar seruan beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan jelas. 

Pada malam ke 5 : 

Sayyidah Aminah mimpi bertemu dengan Nabi Allah Ibrahim as. 

Pada malam ke 6 : 

Sayyidah Aminah melihat cahaya Nabi Muhammad saw memenuhi alam semesta. 

Pada malam ke 7 : 

Sayyidah Aminah melihat para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira sehingga kebahagiaan dan kedamaian semakin memuncak. 

Pada malam ke 8 :

Sayyidah Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana, suara tersebut terdengar dengan jelas mengumandangkan : 
“Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat kelahiran Nabi agung, Kekasih Allah swt Pencipta Alam Semesta.” 

Pada malam ke 9 : 

Alloh swt semakin mencurahkan rohmat kasih sayang kepada Sayyidah Aminah sehingga tidak ada sedikitpun rasa sakit, sedih, susah, dalam jiwa Sayyidah Aminah. 

Pada malam ke 10 :

Sayyidah Aminah melihat tanah Tho’if dan Mina ikut bergembira menyambut akan kelahiran Nabi Muhammad saw.

Pada malam ke 11 : 

Sayyidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Sayyidina Muhammad saw. 

Malam detik-detik kelahiran Nabi Muhammad saw, tepat tanggal 12 Rabi’ul-Awwal di sepertiga malam. Di malam ke 12 ini langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun. Saat itu Sayyid Abdul Muthalib (kakek Nabi Muhammad saw) sedang bermunajat kepada Allah swt di sekitar Ka’bah. Sedangkan Sayyidah Aminah sendiri di rumah tanpa ada seorang pun yang menemaninya. 

Tiba-tiba Sayyidah Aminah melihat tiang rumahnya terbelah dan perlahan-lahan muncul 4 wanita yang sangat masing² sangat jelita, anggun dan cantik, diliputi dengan cahaya kemilau yang memancar serta semerbak harum memenuhi seluruh ruangan. 

Wanita pertama datang berkata : 
”Sungguh berbahagialah engkau wahai Aminah, sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi yang agung, junjungan semesta alam. Beliaulah Nabi Muhammad saw. Kenalilah aku, bahwa aku adalah istri Nabi Allah Adam as, ibunda seluruh ummat manusia, aku diperintahakan Allah untuk menemanimu.” 

Kemudian datanglah wanita kedua yang menyampaiakan kabar gembira : 
“Aku adalah istri Nabi Allah Ibrahim as  yang diperintahkan Allah swt untuk menemanimu.” 

Begitu pula menghampiri wanita yang ketiga : 
”Aku adalah Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Allah untuk menemanimu.” 

Datanglah wanita ke empat : 
”Aku adalah Maryam, ibunda Isa as datang untuk menyambut kehadiran putramu Muhammad Rasulullah.” 

Sehingga semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan ibunda Nabi Muhammad saw yang tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata. 

Keajaiban berikutnya Sayyidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya berdatangan silih berganti memasuki ruangannya dan mereka memanjatkan puji-pujian kepada Allah swt dengan berbagai macam bahasa yang berbeda. 

Detik berikutnya Sayyidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh beliau bermacam-macam bintang di angkasa beterbangan yang sangat indah berkilau cahayanya. 

Detik berikutnya Allah swt memerintahkan kepada Malaikat Ridhwan agar mengomando kan seluruh bidadari surga agar berdandan cantik dan rapi, memakai kain sutra dan segala macam bentuk perhiasan dengan bermahkota emas, intan permata yang bergemerlapan, dan menebarkan wangi-wangian surga yang harum semerbak ke segala penjuru, lalu beribu ribu bidadari² itu dibawa ke alam dunia oleh Malaikat Ridhwan, terlihat wajah bidadari² itu gembira. 

Lalu Allah swt memanggil : 
“Yaa Jibril … serukanlah kepada seluruh arwah para Nabi, para Rasul, para wali agar berkumpul, berbaris rapi, bahwa sesungguhnya Kekasih-Ku cahaya di atas cahaya, agar disambut dengan baik dan suruhlah mereka mnyambut kedatangan Nabi Muhammad saw. 

Yaa Jibril … perintahkanlah kepada Malaikat Malik agar menutup pintu-pintu neraka dan perintahakan kepada Malaikat Ridhwan untuk membuka pintu-pintu sorga dan bersoleklah engkau dengan sebaik-baiknya keindahan demi menyambut kekasih-Ku Nabi Muhammad saw. 

Yaa Jibril… bawalah beribu ribu malaikat yang ada di langit, turunlah ke bumi, ketahuilah Kekasih-Ku Muhammad saw telah siap untuk dilahirkan dan sekarang tiba saatnya Nabi Akhiruzzaman.” 

Dan turunlah semua malaikat, maka penuhlah isi bumi ini dengan beribu ribu malaikat. Sayyidah Aminah melihat malaikat itupun berdatangan membawa kayu-kayu gahru yang wangi dan memenuhi seluruh jagat raya. Pada saat itu pula mereka semua berdzikir, bertasbih, bertahmid, dan pada saat itu pula datanglah burung putih yang berkilau cahayanya mendekati Sayyidah Aminah dan mengusapkan sayapnya pada Sayyidah Aminah, maka pada saat itu pula lahirlah Nabi Muhammad Rasulullah saw dan tidaklah Sayyidah Aminah melihat kecuali cahaya, tak lama kemudian terlihatlah jari-jari Nabi Muhammad saw bersujud kepada Allah seraya mengucapkan : 
“Allahu Akbar ... Allahu Akbar ... Wal-Hamdulillahi katsira, wasubhanallahi bukratan wa ashila...” 

Kegembiraan memancar dari setiap sudut alam raya, gemuruh sholawat memenuhi semesta dengan bahasa yang berbeda beda dan dengan cara yang bermacam macam pula. 

“Yaa Nabi Salam Alaika …                                                                                                                Yaa Rasul Salam Alaika …                                                                                                                     Yaa Habib Salam Alaika … Sholawatullah Alaika ... ” 

(Diriwayatkan dari Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami Asy-syafi’i. Dalam kitabnya “Anni’matul-Kubro ’alal-alam).

اللهم صلي على سيدنا محمد النبي الامي وعلى اله وصحبه وسلم....

Khamis, 15 November 2018

CARA MENGAWAL MARAH

7:55:00 PTG 0
CARA MENGAWAL MARAH


عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَنَا إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِع


Dari Abu Dzar RA ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda kepada kami: "Jika salah seorang dari kalian marah dan ia dalam keadaan berdiri, hendakah ia duduk. Jika rasa marahnya hilang (maka itu yang dikehendaki), jika tidak hendaklah ia berbaring  (HR Abu daud No: 4151)  Status: Hadis  Sahih


Pengajaran:


1.  Rasulullah SAW adalah sebaik-baik contoh dan pemberi nasihat untuk diikuti.


2.  Rasulullah SAW mengajar cara mengawal marah antaranya jika marah dalam keadaan berdiri, hendaklah duduk (orang yang berdiri, dia dalam keadaan bersedia untuk bertindak berbanding ketika duduk).


3.  Jika masih marah ketika dalam kedudukan duduk, hendaklah orang tersebut menukar posisi dengan berbaring (kedudukan berbaring sangat kecil kemungkinan untuk bertindak).


4.  Diam juga satu daripada cara mengawal marah. Rasulullah bersabda:


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ


Dari Ibnu 'Abbas dari Nabi SAW baginda bersabda: Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam. (HR Ahmad No: 2029)


Berusahalah melakukan sesuatu untuk mengawal sifat marah. Jika marah semasa berdiri, tukar posisi kepada duduk, jika marah lagi, tukar kepada berbaring. Diam juga satu cara mengawal marah.

Rabu, 14 November 2018

MENJELANG NATAL

1:29:00 PTG 0
MENJELANG NATAL
MENJELANG NATAL
*Inilah yang dimaksud, TOLERANSI BERAGAMA.*

 Indahnya saling mengingatkan. 
    Menjelang NATAL..

*Muslim* : "Bagaimana natalmu? " 

*David*   :
 "Baik, kau tidak mengucapkan selamat natal padaku.?" 

*Muslim* : 
"Tidak, Agama kami menghargai toleransi antar agama, termasuk agamamu. Tapi urusan ini, agama saya melarangnya.!"

*David* : 
"Tapi kenapa..? Bukankah hanya sekedar kata2..? 

*Muslim* :
"Benar....
Saya mejadi muslimpun karena hanya sekedar kata2, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat.

Saya halal menggauli istri sayapun, karena hanya sekedar kata2 yaitu akad nikah, dan....

Istri saya yg sa'at ini sedang halal saya gaulipun bisa kembali menjadi haram atau zina jika saya mengucapkan kata talak atau cerai, padahal hanya sekedar kata2.

*David* :
"Tapi teman2 muslimku yang lain mengucapkannya padaku..?" .

*Muslim* :
 "Ooh...mungkin mereka belum faham dan mengerti.
 Ohya, bisakah kau mengucapkan dua kalimat Syahadat David?! "

*David* : 
"Oh tidak, saya tidak bisa... Itu akan mengganggu Keimanan saya..!" 

*Muslim* : 
"Kenapa? Bukankah hanya kata2 toleransi saja? Ayo, ucapkanlah..!!"

*David* : 
" Ok ok..sekarang, saya paham dan mengerti.." 

Inilah yang menyebabkan BUYA HAMKA, memilih meninggalkan jabatan Dunia, sebagai Ketua MUI. ketika didesak pemerintah untuk mengucapkan ;

         "SELAMAT NATAL"

Meskipun anggapan, hanya Berupa kata-kata keakraban. 

Atau sekedar toleransi. namun disisi Allah, nilainya justru menunjukkan kerendahan AQIDAH.

Banyak sekali muslim, yang tidak faham, dan tidak mau mengerti akan konsep ilmu Agama, yang disisi lain, mereka faham akan ilmu2 umum. yang sifatnya tiada kekal, tidak ada gunanya, untuk keselamatan AKHIRATnya yang Abadi nanti. 

Bila Pesan ini, bisa ditularkan ke yang lain, berarti kita telah berda'wah kepada orang banyak. 

Selamatkan Aqidah keluarga kita dan Saudara Muslim lainnya.

   "Lakum diinukum, waliyadiin" *ntukmu agamamu dan untukku agamaku.*(QS. Alkafirun)