Saat ada yang menfitnah kita, tentulah itu sangat menguji emosi kita. Akan tetapi jika kita renungkan terlebih dahulu tentang "Apa tujuan Allah menimpakan diriku dengan semua ini ?” Maka jawabannya adalah:
ليبلوكم أيكم Ø£Øسن عملا
"Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya".
Dengan demikian, selama tujuannya untuk menjadi ujian bagi kita, lalu anda bersabar dengan penuh keredhaan dan kepasrahan diri, maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.
Lalu engkau menyerahkan urusanmu kepada Allah, dan memberi maaf,
"Maka maafkanlah dan berlapang dada lah, sampai Allah memberikan perintah-Nya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."
Selanjutnya anda akan mendapati bahwa Allah telah mengajarkan pelajaran saat kita mampu mengendalikan diri kita dengan baik, hingga Allah swt. mengubah perspektif orang lain tentang diri kita dari negatif menjadi positif.
Namun, mengapa saya yang terkena ujian ini lebih dahulu, hingga Allah menyaksikan "Siapa yang terbaik amalnya"? Tidak lain adalah untuk menguji anda. Kerana tujuannya adalah "untuk menguji kalian" ertinya kita mengikuti sebuah ujian.
Dikisahkan bahwa Imam Ibnu Arabi saat sedang dalam perjalanan, ada segerombolan anak kecil menudingnya dan berkata "ini orang kafir!"
Kemudian salah seorang teman beliau berkata, "Tidakkah kau marahi mereka?" Lalu beliau menjawab, "Untuk apa? Gambaran dalam benak mereka mengatakan bahwa saya kafir, yang melakukan berbagai hal menyimpang. Jika saya membentak mereka, ini ertinya saya mengatakan kepada mereka bahwa gambaran yang ada dalam benak kalian adalah Islam yang benar."
"Tapi anda kan tidak seperti yang mereka katakan", sambung temannya.
Ibnu Arabi akhirnya menjawab," Jika demikian, Allah akan mengajarkan hal tersebut kepada mereka, dan aku tidak campur tangan soal itu."
Ini ertinya bahwa Imam Ibnu Arabi menafikan dirinya sama sekali. Akhirnya, orang-orang pun menyebutnya, Imam Akbar dan Belerang Merah (ertinya sesuatu yang sangat jarang). Mengapa? Kerana tuduhan dan fitnah orang-orang terhadapnya tidak benar sama sekali.
Kesimpulannya, keadaan seperti ini membuat seorang manusia memahami kebijaksanaan Tuhannya, hingga dia pun memahami hakikat yang sebenarnya, sehingga dia menjadi redha, maka Allah pun meredhainya.
Oleh Maulana Syeikh Ali Jum'ah
SILA SHARE DAN SEBARKAN
(Dipetik daripada facebook Ustaz Iqbal Zain)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan